Jandaku
Hidupku tak ada lagi gupalan kesenangan
Malam tak lagi mau beganti siang
Tulang-tulang menumpuk dalam hati
Saat tak lagi ada hati dalam hatiku
Aku tak tahu dari mana asalmu
Dari atas, bawah, depan, belakang, kanan, dan depan
Bahkan aku tak mau lagi peduli
Dari mana hadirmu
Yang kutahu, kau beri indah pelangi di dadaku
Kau hapus semua bimbang dihatiku
Hanya gara-gara sms nyasar
Kau bakar kebekuan hatiku
Bukit-bukit hitam yang mengelilingi hatiku
Perlahan terkikis kuat lembutnya pesona akhlakmu
Akhlak seorang istri yang solehah
Istri yang taat pada suaminya
Memulyakan ayah dan ibunya
Mencintai anaknya
Kau telah merobek dadaku dengan lembut
Kau tuangkan geli keresahan baru di hatiku
Bingung aku
Kau air
Aku mnyak
Kenapa harus begitu?
Apakah air bisa menjadi minyak?
Apakah minyak bisa menjadi air?
Hanya tuhan yang tahu
Tuhan yang pertemukan kita
Perlahan kucoba kepakkan sayapku
Ku ingin terbang jauh darimu
Tapi aku benci jika harus menjauh
Bingung aku
Apakah aku harus mendekat?
Apakah aku harus menjauh?
Kulihat angsa yang putih
Berenang indah dengan kedua anaknya
Aku ingin dekati angsa itu
Walaupun aku tahu angsa itu masih ada pemiliknya
Ternyata angsa yang kuidamkan itu
Sudah janda yang bersuami.
No comments:
Post a Comment