Wednesday, May 25, 2011

Jandaku

Hidupku tak ada lagi gupalan kesenangan

Malam tak lagi mau beganti siang

Tulang-tulang menumpuk dalam hati

Saat tak lagi ada hati dalam hatiku

Aku tak tahu dari mana asalmu

Dari atas, bawah, depan, belakang, kanan, dan depan

Bahkan aku tak mau lagi peduli

Dari mana hadirmu

Yang kutahu, kau beri indah pelangi di dadaku

Kau hapus semua bimbang dihatiku

Hanya gara-gara sms nyasar

Kau bakar kebekuan hatiku

Bukit-bukit hitam yang mengelilingi hatiku

Perlahan terkikis kuat lembutnya pesona akhlakmu

Akhlak seorang istri yang solehah

Istri yang taat pada suaminya

Memulyakan ayah dan ibunya

Mencintai anaknya

Kau telah merobek dadaku dengan lembut

Kau tuangkan geli keresahan baru di hatiku

Bingung aku

Kau air

Aku mnyak

Kenapa harus begitu?

Apakah air bisa menjadi minyak?

Apakah minyak bisa menjadi air?

Hanya tuhan yang tahu

Tuhan yang pertemukan kita

Perlahan kucoba kepakkan sayapku

Ku ingin terbang jauh darimu

Tapi aku benci jika harus menjauh

Bingung aku

Apakah aku harus mendekat?

Apakah aku harus menjauh?

Kulihat angsa yang putih

Berenang indah dengan kedua anaknya

Aku ingin dekati angsa itu

Walaupun aku tahu angsa itu masih ada pemiliknya

Ternyata angsa yang kuidamkan itu

Sudah janda yang bersuami.

No comments:

Post a Comment